Bagi lembaga pendidikan, bimbel CPNS, atau platform penyedia latihan soal, memahami perbedaan antara SKD (Seleksi Kompetensi Dasar) dan SKB (Seleksi Kompetensi Bidang) bukan sekadar pengetahuan teknis, tetapi merupakan fondasi penting dalam menyusun konten yang tepat sasaran dan efektif. Banyak penyedia tryout hanya fokus pada kuantitas soal, padahal kualitas dan kesesuaian format soal justru menjadi penentu utama keberhasilan peserta dalam menghadapi seleksi CPNS.
SKD dan SKB memiliki perbedaan mendasar dalam struktur, pendekatan, dan kedalaman materi. Jika soal SKD bersifat umum dan menguji kemampuan dasar seluruh peserta, maka SKB dirancang sangat spesifik sesuai dengan bidang formasi yang dilamar. Kesalahan dalam membedakan karakteristik kedua jenis soal ini dapat menyebabkan materi latihan yang tidak relevan atau bahkan menyesatkan peserta.
Dalam artikel ini, kami akan menguraikan perbedaan teknis dan substantif antara soal SKD dan SKB, serta memberikan panduan praktis bagi Anda yang ingin menyusun atau menyediakan soal CPNS berkualitas, baik untuk tryout mandiri, pelatihan internal instansi, maupun kebutuhan komersial lembaga pendidikan.
Table of Contents
ToggleKarakteristik Soal SKD CPNS
Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) adalah tahap awal dalam proses penerimaan CPNS yang menguji kompetensi dasar seluruh peserta, tanpa memandang formasi yang dilamar. Oleh karena itu, soal SKD bersifat standar nasional, dengan format dan cakupan materi yang telah ditentukan oleh BKN.
Komponen Soal SKD:
A. Tes Wawasan Kebangsaan (TWK)
- Menguji pengetahuan tentang Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, sejarah nasional, sistem pemerintahan, hingga bela negara.
- Soal biasanya berbentuk pilihan ganda dengan jawaban pasti (objektif).
B. Tes Intelegensi Umum (TIU)
- Fokus pada kemampuan logika numerik, verbal, dan figural.
- Tipe soal: analogi, sinonim/antonim, aritmetika dasar, pola gambar, dan logika pernyataan.
C. Tes Karakteristik Pribadi (TKP)
- Mengukur kepribadian dan sikap peserta dalam situasi kerja sebagai ASN.
- Tidak ada jawaban mutlak benar; setiap pilihan memiliki bobot nilai berbeda (1–5).
Karakteristik Teknis:
- Format: seluruhnya pilihan ganda (PG), berbasis CAT (Computer Assisted Test).
- Total soal: 110 butir (35 TWK, 30 TIU, 45 TKP).
- Skor maksimal: 500 poin.
- Bobot besar dalam penentuan kelulusan tahap awal.
- Kisi-kisi bersifat terbuka dan dikeluarkan rutin oleh BKN, sehingga penting untuk dijadikan dasar penyusunan soal.
Karakteristik Soal SKB CPNS
Berbeda dengan SKD, Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) dirancang untuk menguji penguasaan peserta terhadap bidang formasi yang dilamar. Oleh karena itu, soal SKB harus disesuaikan dengan jabatan teknis, bukan disusun secara generik.
Ciri Utama Soal SKB:
- Materi sangat spesifik, tergantung jenis formasi (misalnya guru, penyuluh, pranata komputer, analis hukum, apoteker, dll).
- Penyusunan mengacu pada permintaan instansi dan Permenpan-RB terkait jabatan.
- Contoh bidang:
- Formasi guru → pedagogik dan mata pelajaran
- Analis kebijakan → regulasi, peraturan, metode kajian
- Pranata komputer → logika pemrograman, sistem informasi
- Formasi guru → pedagogik dan mata pelajaran
Format yang Digunakan:
- Dapat berbentuk soal CAT, studi kasus, uraian/esai, praktik kerja, hingga wawancara teknis.
- Banyak instansi memilih kombinasi format, sehingga penting bagi penyusun soal untuk menyesuaikan dengan pola uji yang berlaku.
- Total bobot nilai SKB biasanya mencapai 60% dari penilaian akhir, menjadikannya komponen paling menentukan kelulusan.
Tantangan:
- Membutuhkan penguasaan substansi bidang dan pemahaman terhadap kebutuhan kompetensi jabatan.
- Tidak bisa menggunakan pendekatan generik seperti SKD, sehingga bank soal harus benar-benar tersegmentasi berdasarkan formasi.
Perbedaan Teknis Penyusunan Soal SKD vs SKB

Bagi lembaga pendidikan atau tim pengembang soal, memahami perbedaan teknis antara SKD dan SKB adalah kunci untuk menghasilkan materi latihan yang tepat sasaran. Meskipun keduanya menggunakan sistem CAT dalam sebagian besar instansi, pendekatan penyusunan soal sangat berbeda dalam hal lingkup, tujuan, hingga format penulisan.
1. Kedalaman Materi
- SKD: Materi bersifat umum dan luas. Fokus pada kemampuan dasar yang relevan untuk semua peserta, tanpa memperhatikan latar belakang pendidikan.
- SKB: Materi teknis dan spesifik sesuai dengan tuntutan kompetensi jabatan. Diperlukan pemahaman mendalam terhadap bidang yang diuji.
2. Referensi dan Acuan
- SKD: Mengacu langsung pada kisi-kisi resmi dari BKN, dan relatif stabil dari tahun ke tahun.
- SKB: Sering berubah sesuai formasi dan instansi. Diperlukan analisis Permenpan-RB, juknis instansi, dan deskripsi jabatan terkini.
3. Format Soal
- SKD: Seluruhnya berbentuk pilihan ganda objektif, dengan penilaian otomatis melalui sistem CAT.
- SKB: Dapat berbentuk pilihan ganda, esai, studi kasus, atau praktik teknis, tergantung kebijakan instansi. Beberapa membutuhkan penilaian manual atau kombinasi CAT + praktik.
4. Tim Penyusun Soal
- SKD: Dapat disusun oleh tim pengembang umum yang memahami logika verbal, numerik, karakteristik kepribadian, dan wawasan kebangsaan.
- SKB: Harus melibatkan tenaga ahli bidang (subject-matter expert) karena substansinya memerlukan keahlian profesional.
5. Segmentasi Pengguna
- SKD: Soal bisa digunakan oleh semua peserta, cocok dijadikan bahan tryout massal.
- SKB: Harus disegmentasikan per formasi, tidak bisa digunakan secara universal.
Tips Menyusun Soal SKD dan SKB yang Relevan
Agar soal yang Anda kembangkan tidak hanya kuantitatif tetapi juga berkualitas, berikut beberapa tips strategis dalam penyusunan soal untuk keperluan tryout, pelatihan, atau asesmen berbasis CAT:
Untuk Soal SKD:
- Gunakan kisi-kisi resmi dari BKN sebagai fondasi utama soal.
- Susun soal berdasarkan level kognitif yang bervariasi (menghafal, memahami, menganalisis).
- Buat distraktor (opsi jawaban pengecoh) yang logis dan tidak mudah ditebak.
- Perbanyak simulasi berbasis waktu untuk mengasah kecepatan peserta.
- Update soal secara berkala agar tetap relevan dengan dinamika passing grade atau regulasi terbaru.
Untuk Soal SKB:
- Lakukan analisis jabatan dan peran yang akan diisi oleh peserta.
- Libatkan narasumber ahli dari bidang terkait (guru, tenaga medis, analis hukum, dll).
- Sesuaikan gaya bahasa dan kedalaman soal dengan standar instansi dan peraturan teknis yang berlaku.
- Jika instansi menggunakan praktik kerja atau studi kasus, sertakan pula rubrik penilaian untuk memperkuat validitas soal.
- Bangun bank soal terpisah per formasi, jangan menggabungkan semua bidang dalam satu paket latihan.
Soal yang tersusun rapi dan relevan tidak hanya mencerminkan profesionalisme lembaga Anda, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap kualitas layanan yang ditawarkan.
Membedakan antara SKD dan SKB dalam konteks penyusunan soal bukan hanya soal teori, melainkan tentang tanggung jawab terhadap kualitas asesmen yang akan dihadapi peserta CPNS. Ketika soal disusun dengan struktur yang jelas, validasi yang tepat, dan format yang sesuai standar nasional, maka hasil pembelajaran pun akan jauh lebih terarah.
Jika Anda ingin memperkuat konten tryout CPNS yang Anda kelola, pastikan tidak hanya fokus pada jumlah soal, tapi juga kedalaman dan relevansi. Dan bila dibutuhkan, percayakan pada layanan Jasa Pembuatan Soal untuk membantu menyusun soal yang siap pakai, valid, dan sesuai kebutuhan formasi terkini.